Ketua PWI Provinsi Lampung menyampaikan bahwa insan pers memiliki tanggung jawab besar dalam memastikan masyarakat memperoleh informasi yang akurat, berimbang, dan dapat dipertanggungjawabkan. Menurutnya, di tengah kemudahan akses media sosial dan platform daring, wartawan harus menjadi penjaga kebenaran dan penuntun masyarakat menuju literasi informasi yang lebih baik.
“Wartawan adalah garda terdepan dalam menjaga ruang publik yang sehat. Kami di PWI Lampung berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam menjaga kondusifitas daerah, terutama dengan mendorong masyarakat agar lebih kritis dan tidak mudah percaya terhadap berita yang belum terverifikasi,” ujarnya dalam keterangan resmi, Sabtu (9/11/2025).
Ia menjelaskan, PWI Lampung akan memperkuat sinergi dengan Kepolisian Daerah (Polda) Lampung, pemerintah provinsi, serta berbagai lembaga pendidikan dan organisasi masyarakat untuk bersama-sama meningkatkan kesadaran publik terhadap bahaya informasi palsu (hoaks). Sinergi ini diharapkan dapat menciptakan situasi sosial yang aman, damai, dan kondusif di seluruh wilayah Lampung.
Selain menjaga kamtibmas, PWI Lampung juga berencana menggelar sejumlah program edukatif, seperti pelatihan literasi media, sosialisasi etika jurnalistik, dan seminar publik tentang verifikasi informasi bagi pelajar, mahasiswa, serta masyarakat umum. Program tersebut akan difokuskan pada peningkatan kemampuan masyarakat dalam memilah dan memahami berita yang tersebar, baik di media arus utama maupun di media sosial.
“Pers tidak hanya bertugas menyampaikan fakta, tetapi juga mendidik. Melalui kegiatan edukatif ini, kami ingin membantu masyarakat agar lebih bijak dalam menanggapi setiap isu yang muncul di ruang digital,” tambahnya.
Ketua PWI Lampung juga menyoroti pentingnya menjaga profesionalisme wartawan di tengah tekanan arus informasi dan kompetisi media yang semakin ketat. Ia menegaskan bahwa setiap jurnalis di bawah naungan PWI harus menjunjung tinggi kode etik jurnalistik, mengedepankan prinsip verifikasi, serta menjaga independensi dan integritas dalam setiap pemberitaan.
“Wartawan tidak boleh ikut menyebarkan isu tanpa data. Justru sebaliknya, wartawan harus menjadi penjernih informasi. Di tengah situasi yang rawan hoaks, peran pers menjadi benteng terakhir untuk menenangkan publik,” tegasnya.
PWI Lampung juga mengajak seluruh media di daerah untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam upaya menjaga stabilitas sosial dan mendukung program-program pemerintah yang berorientasi pada kesejahteraan masyarakat. Dalam pandangannya, media berperan penting sebagai jembatan komunikasi antara pemerintah dan rakyat, sekaligus sebagai pengawal demokrasi yang sehat.
“Pers harus menjadi penyejuk, bukan pemecah. Melalui karya jurnalistik yang beretika dan berimbang, kami ingin memastikan Lampung tetap menjadi daerah yang aman, kondusif, dan produktif dalam membangun masyarakat yang cerdas bermedia,” pungkasnya.
Dengan langkah ini, PWI Provinsi Lampung berharap seluruh insan pers di daerah dapat terus memperkuat perannya sebagai pilar keempat demokrasi — bukan hanya sebagai penyampai berita, tetapi juga sebagai pendidik publik, penjaga kebenaran, dan mitra strategis dalam menciptakan kehidupan masyarakat yang harmonis dan informatif.
